Peserta Didik SMAN 1 Amanuban Timur Tanam 2.750 pohon kelor
Peserta didik kelas XII SMA Negeri 1 Amanuban Timur menanam ribuan kelor dan jenis tanaman lainnya di lingkungan sekolah.
“Tujuan kami dari pihak sekolah mewajibkan semua peserta didik kelas XII yang telah menyelesaikan Ujian Sekolah pada tahun 2023 ini untuk menjawab permintaan dari Pemerintah Provinsi NTT yakni penanaman pohon kelor dan berbagai macam pohon lain yang bermanfaat harus mulai diterapkan dari lingkungan sekolah,” ungkap Plt. Kepala SMA Negeri 1 Amanuban Timur, Yacob A. N. Selan, S.Pd., yang dihubungi melalui sambungan telepon pada Rabu (19/04/2023) malam.
“Karena itu kami mewajibkan semua peserta didik yang telah mengakhiri Ujian Sekolah pada tahun ini untuk menanam pohon kelor per peserta didik 10 pohon dan 1 pohon lainnya untuk setiap peserta didik yang berjumlah 275 orang. Karena itu sebanyak 2.750 pohon kelor telah ditanam dan 275 berbagai pohon seperti pepaya, pisang, jambu, mangga, dan berbagai pohon lainnya,” lanjutnya.
Yacob Selan menyampaikan bahwa program penanaman pohon tersebut juga sebagai salah satu motivasi untuk kembali mengingatkan anak-anak untuk tidak saja instan memanfaatkan setiap hasil pohon yang ada tetapi harus melalui proses.
Yacob A. N. Selan, S.Pd.
“Program penanaman pohon di sekolah ini juga merupakan sebuah metode pembelajaran yang ditanamkan kepada anak-anak milenial sekarang untuk belajar menanam, karena sebagian hasil tanaman yang telah dimanfaatkan selama ini yang pernah ditanam oleh para orang tua. Karena itu melalui program penanaman pohon ini kami pihak sekolah kembali memotivasi mereka untuk selalu menghargai proses yakni dari proses menanam, memelihara atau merawat dan pada akhirnya baru bisa menikmati hasil dari setiap pohon yang ditanam,” ujarnya.
Yacob Selan menjelaskan, yang menanam ini adalah para peserta didik kelas XII yang akan menamatkan pendidikan di sekolah menengah pada tahun ini tetapi wajib hukumnya agar adik-adik kelas mereka untuk merawat setiap pohon yang telah ditanam oleh kakak-kakak kelas mereka. Selain itu setiap kali ujian semester, pihak sekolah akan mewajibkan semua peserta didik yang ada untuk terus menanam berbagai tanaman yang bermanfaat dan bernilai ekonomis.
Wajib Tanam di Lahan Masing-Masing
“Selain kami wajibkan para peserta didik untuk menanam pohon di lahan sekolah, kami juga mewajibkan 275 peserta didik yang ada untuk menanam di lahan masing-masing sebanyak 90 pohon kelor. Kami pihak sekolah akan turun langsung ke rumah para peserta didik untuk mengecek semuanya itu sebelum penyerahan rapor pendidikan dan ijazah masing-masing,” ungkapnya.
“Jika ada peserta didik yang belum menanam, ya kami akan tahan ijazahnya hingga dia selesai menanam pohon kelor di lahannya masing-masing. Model pemeriksaannya itu dari pihak sekolah sudah membagi tugas kepada setiap guru dan pegawai untuk mengecek. Dalam proses pengecekan nantinya juga bukan hanya guru dan pegawai tetapi melibatkan badan pengurus OSIS,” lanjutnya.
Program penanaman pohon tersebut, tandasnya, bukan sekadar untuk mengamankan program dari Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat agar dilihat dan dipuji melainkan untuk mengajarkan kepada peserta didik atau generasi milenial untuk belajar menanam berbagai pohon yang bernilai ekonomis.
Peserta didik bersama guru pendamping.
“Program penanaman pohon itu perlu saya tegaskan bahwa bukan saja untuk mengamankan program dari Gubernur NTT, melainkan sebagai salah satu cara untuk mengajarkan anak-anak milenial sekarang untuk rajin menanam, selain pohon kelor juga bisa menanam tanaman lain yang punya nilai ekonomis seperti cabai, pisang, ubi, dan berbagai sayuran lainnya. Karena itu saya mengamati hanya dari hasil menanam banyak orang tua yang memperoleh uang yang cukup banyak, karena itu hal-hal positif seperti ini harus ditanamkan untuk generasi milenial sekarang,” urainya.
Setiap Produk dapat Dimanfaatkan dan Dinikmati
Yacob Selan yang juga menjabat sebagai Pengawas Sekolah mengimbau kepada semua kepala SMA/SMK yang ada di Kabupaten TTS untuk tidak saja bersaing dalam produk yang dihasilkan tetapi harus melihat agar setiap produk yang hasilnya langsung dimanfaatkan dan dinikmati oleh peserta didik itu sendiri.
“Selaku pengawas sekolah, saya juga menitipkan pesan kepada semua Kepala SMA/SMK di Kabupaten TTS untuk tidak saja setiap produk yang ada hanya dipamerkan tetapi setiap hasil produk itu harus bersentuhan langsung dengan para peserta didik agar mereka bisa langsung menikmati hasilnya itu. Jadi dalam menjalankan setiap program sekolah yang ada jangan hanya berorientasi kepada hasil tetapi proses itu yang harus ditanamkan, jika proses ditanamkan dengan baik maka para peserta didik juga akan menghargai setiap hasil yang diperoleh,” ungkapnya.
Penanaman pohon oleh peserta didik.
Dirinya menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang telah mencanangkan berbagai program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Menurutnya, setiap program yang ada manfaatnya bukan untuk pemerintah tetapi manfaatnya kepada masyarakat itu sendiri.
“Selaku Pengawas Sekolah dan juga Plt. Kepala SMA Negeri 1 Amanuban Timur, saya menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi NTT yaitu Gubernur yang telah mencanangkan berbagai program yang mana hasilnya itu langsung dinikmati oleh masyarakat, contohnya program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS),” ujarnya.
“Sesungguhnya program ini sangat bermanfaat bagi masyarakat karena jujur saya mau katakan bahwa dalam perkembangan sekarang banyak masyarakat yang nyaris lupakan jagung dan mereka lebih kenal beras. Karena itu melalui program ini juga sekaligus mengingatkan kita untuk kembali melestarikan jagung sebagai makanan pokok.
Komentar
Posting Komentar