Jembatan Noebunu di Amanuban Timur Rusak Berat Bertahun-tahun

Hanya orang bernyali kuat berani melewati jembatan Noebunu. Jembatan ini terletak di perbatasan Desa Oelet dan Desa Oeekam, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten TTS (Timor Tengah Selatan). Jembatan yang dibangun tahun 1982 rusak parah dan membahayakan keselamatan orang-orang yang melintasinya. Masyarakat tidak punya pilihan. Jembatan ini berfungsi penting bagi masyarakat Kabupaten TTS karena sarana penghubung beberapa kecamatan. Sebut saja Kecamatan Amanuban Timur, Fatukopa, Fautmolo, Amanatun Utara, Toianas, dan Kokbaun. Bahkan hingga ke Kabupaten Malaka. jembatan tua itu rusak parah seperti sebagian dinding penahan ambruk. Pondasi jembatan yang terbuat dari kayu terkelupas dimakan usia. Pada ujung jembatan sebelah timur, tepatnya pada tebing penahan amblas pada 2019. Ini terjadi akibat arus air sungai yang deras saat banjir. Entah apa alasannya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten TTS hanya memasang besi glagar atau besi pelat di ujung timur jembatan. Tujuannya, agar pengguna jembatan dapat melintas. Setahun kemudian, Pemda TTS mengganti kayu yang menjadi badan jembatan yang sudah lapuk dengan kayu layak pakai. “Pada tahun 2020, karena kondisi kayu di badan jembatan sudah sangat lapuk,” kata Jeyode Nebnabu, Kepala Desa Oeekam. “Pemerintah berinisiatif menggantikan dengan kondisi kayu yang layak dipakai,” ujarnya. Menurut Jeyode, tanah longsor telah memperparah kondisi jembatan dengan lebar sekitar 4 meter dan panjang sekitar 20 meter hingga terancam putus. Namun, perbaikan dilakukan seadanya. Kondisi buruk jembatan beberapa kali hampir memakan korban. Seperti pada 23 Juli lalu, seorang ibu mengendarai sepeda motor datang dari arah Kota Soe menuju ke Ayotupas di Kecamatan Amanatun Utara terjungkal. Sepeda motornya tertahan di atas besi pelat. Pengendara sepeda motor melintas di Jembatan Noebunu, Kabupaten TTS, Selasan, 03 Agustus 2021. Jeyode menjelaskan, akibat kerusakan jembatan membuat warga masyarakat di Kecamatan Amanuban Timur, Fatukopa, dan Amanatun Utara kesulitan memasarkan hasil pertanian mereka. Anak-anak sekolah dan warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan menggunakannya sebagai sarana penghubung. Di Amanuban Timur, ada beberapa sekolah dari tingkat SD, SMP maupun SMA. Di pusat Kecamatan Amanuban Timur atau tepatnya di Desa Oe’ekam ada Puskesmas. Jika ada pasien yang dirujuk puskesmas untuk berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Soe, maka tidak ada jalan alternatif lain selain jembatan Noebunu. Mayoritas warga di Desa Oe’ekam berprofesi sebagai petani dan peternak. Hasil pertanian seperti sayuran dijual di pasar Niki-niki dan Kefamenanu di Kabupaten Timor Tengah Utara. Kondisi jembatan rusak membuat mereka tidak lagi dapat memanfaatkannya untuk menjual hasil pertanian. “Selain pasar Oeekam, masyarakat menjual hasil buminya ke pasar Niki-niki, Soe dan Kefamenanu TTU yang mudah dijangkau oleh masyarakat,” tutur Jeyode. Ironisnya, jika musim hujan tiba, jembatan Noebunu tidak dapat dilintasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Besteke tempat berkemah yang ada di Amanuban Timur

Peresmian Gedung 2 Lantai SMA Negeri 1 Amanuban Timur oleh Kepala Dinas Pendidikan